STIKes Budi Luhur berawal dari Pendirian Sekolah Perawat Kesehatan (SPK) tahun 1981, yang kemudian sesuai tuntunan nasional dan kebijakan Depkes, maka SPK melaksanakan konversi dan mengalami peningkatan jenjang pendidikan menjadi Akademi Keperawatan (AKPER) pada tahun Akademik 1999/2000. Seiring dengan perkembangan profesi dan tuntutan lapangan kerja, serta nilai akreditasi yang baik, AKPER Budi Luhur kembali melaksanakan konversi menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur pada tahun 2006 dengan menambah 2 program studi baru (D3 Kebidanan dan S1 Keperawatan.
Tingkat keterampilan tenaga perawat di Indonesia dinilai masih rendah, sehingga permintaan dari luar negeri untuk merekrut perawat dari Indonesia sangat minim. Sebagai salah satu upaya meningkatan kualitas keperawatan, pada 2011 ini Stikes Budi Luhur Cimahi menjalin kerja sama dengan Filipina.
Wali Kota Cimahi, H.M. Itoc Tochija mengaku bangga Stikes Budi Luhur dapat membuka kerja sama dengan Filipina. Karena seperti diketahui, Filipina menjadi negara pengekspor tenaga perawat terbesar ke negara-negara maju di Eropa, Amerika, dan negara-negara di Timur Tengah.
"Pemerintah mendukung dan berkomitmen bersama-sama dengan STIKes Budi Luhur dalam mencetak tenaga perawat untuk go international dengan menjalin kerja sama pendidikan keperawatan Indonesia-Filipina," ungkap Itoc saat menghadiri launching dan penandatanganan MoU STIKes Budi Luhur dengan Pendidikan Keperawatan Filipina, yang dihadiri Dubes Filipina, H.E. Maria Rosario C. Aguinaldo, di kampus STIKes Budi Luhur, Jln. Leuwigajah, Selasa (1/3).
Itoc menilai kerja sama peningkatan mutu keperawatan di STIKes Budi Luhur akan meningkatkan kualitas perawat di Cimahi. Pasalnya, 60% mahasiswa Stikes merupakan warga asli Cimahi.
Direktur pendidikan keperawatan Indonesia-Filipina, Prof. Carmen Toribio Ramos R.N., M.Ph., D.N.E. mengatakan, saat ini Filipina menjadi panutan dalam peningkatan derajat dan kualitas keperawatan. Sehingga, lulusan perawat di Filipina lebih banyak mengais dolar di negeri orang. Sedangkan jumlah perawat di dalam negerinya menjadi berkurang. Melalui kerja sama ini diharapkan kualitas perawat di Indonesia dapat setara dengan perawat di Filipina.
"Sekarang Indonesia dan Cimahi benar-benar menjadi rumah kedua saya setelah Filipina. Karena pendidikan keperawatan dilakukan secara serius. Berdasarkan laporan badan PBB, untuk dekade mendatang dibutuhkan 4 juta tenaga keperawatan yang berkualitas internasional. Menghadapi kebutuhan perawat yang hebat, mengapa Indonesia tidak bisa," ujarnya.
Kendati menerapkan sistem pendidikan keperawatan di Indonesia, Carmen mengaku tenaga perawat asal Filipina tidak perlu tersaingi. Carmen pun meminta wali kota agar Klinik Budi Luhur meningkat menjadi laboratorium pelatihan dan pendidikan dengan setting rumah sakit internasional. "Kami berjanji kepada wali kota klinik tersebut akan memenuhi standar amdal," ujarnya.
Ketua STIKes Budi Luhur, Ijun Rijwan berjanji dalam lima tahun ke depan pihaknya akan mengirimkan tenaga perawat yang berkualitas ke negara-negara di Eropa, Amerika, dan Timur Tengah.
"Untuk mewujudkannya, pada awal 2011 ini kami sudah membangun atmosfer akademi, menambah tenaga dosen serta menyekolahkan dosen ke Filipina,"
Menjadi Perguruan Tinggi yang Religius, Berbudi Luhur, dan Unggul di Tingkat Internasional Tahun 2040
Kerjasama dengan lahan praktek (Rumah Sakit Pemerintah & Swasta, Puskesmas, Rumah Bersalin, dan Bidan Praktek Swasta, SLB, Panti Wredha, Fakultas MIPA dan Kedokteran UNJANI, Panti Asuhan dan Unit Pelayanan Kesehatan Masyarakat lain)
Tenaga Pengajar terdiri dari lulusan Perguruan Tinggi terkemuka dengan kualifikasi S1, S2, S3 (dari jabatan akademik asisten ahli s/d Guru Besar / Profesi)
Mahasiswa yang berprestasi mendapat beasiswa, antara lain :
Lulusan Budi Luhur sudah terserap oleh dunia kerja baik di dalam negeri (PNS, TNI dan Pegawai Swasta) dan bekerja di luar negeri. Bagi Lulusan yang berminat disupport, disalurkan untuk mendapatkan pekerjaan baik dalam maupun luar negeri (Timur Tengah, Jepang, Malaysia, dll.). Pada saat ini telah banyak lulusan STIKes Budi Luhur yang bekerja di Arab Saudi dan Jepang sebagai tenaga perawatan profesional.